CHARACTER BUILDING: SINCERITY

(Tulisan ini adalah bahan MP Character Building: Sincerity. Pada saat itu, saya diminta untuk mengisi kelas 9N–secara tiba-tiba karena guru wali kelas yang seharusnya mengisi materi harus mengajar di kelas lain. Sedangkan materi “Sincerity” belum “disegarkan” lagi :|. Dalam waktu kurang lebih 1 jam, saya menyiapkan bahan ini. Bahan-bahan ini ada berkat bantuan Belinda melalui web-nya: www.lifestyle-homeschool.com dan situs umum yang sudah sama-sama kita kenal: www.wikipedia.com.)

Jika dilihat dari hasil menerjemahkan kata “ketulusan” ke dalam bahasa Inggris, maka akan muncul terjemahan dan padanan kata “ketulusan” berupa honesty ‘kejujuran’, integrity ‘integritas’, dan sincerity ‘ketulusan’.

Ketulusan adalah semua tentang hati (it’s all about heart), yaitu apakah hati kita sudah benar. Bisa saja apa yang tampak, misalnya perbuatan baik orang lain, adalah segala sesuatu yang benar, tetapi ketulusan perbuatan baiknya itu ada di dalam hatinya. Apa iya motivasi di dalam hati seseorang tersebut juga benar? Dengan perkataan lain, sudahkah sejalan antara tindakan dengan apa yang ada di dalam hatinya?

 Di sini akan dibahas 5 poin penting berkenaan dengan Ketulusan.

1.  Inside and outside (integritas)

Ingatlah tentang orang Farisi yang hanya mengetahui dan menjalankan perintah Tuhan secara ketat, tetapi tidak memiliki kasih terhadap sesama

Kehidupan kita sehari-hari:

(1)  ketika memuji Tuhan: apa iya pujian kita itu datang dari hati yang tulus; bukan karena ada maunya. Misal, supaya doa kita dikabulkan.

(2)  sama halnya dengan beli buah yang kulitnya segar dan wangi. Tetapi ketika digigit, eh ternyata busuk dan berulat. Demikianlah banyak orang di sekitar kita yang “tampil” baik, tetapi hatinya tidak seindah tampilannya.

(3)  contoh lain yang juga sering kita dengar, yaitu “Don’t judge a book by its cover”. Penerbitan buku memiliki kepentingan tertentu dengan menampilkan cover buku sebaik dan sebagus mungkin untuk menarik minat mata dan hati calon pembaca. Lalu kita menilai buku itu bagus (isinya), lantas membelinya. Padahal isinya ternyata tidak sebagus cover-nya. Malah kadang-kadang nggak nyambung antara gambar cover dengan isi buku.

Sama halnya dalam kehidupan sosial. Ada orang yang demi diterima oleh orang lain (diakui), melakukan apa saja. Bagaimana dengan kita?

Bacalah Lukas 6: 46-48.  Renungkanlah perkataan Yesus tentang (1) orang yang datang kepada Yesus, mendengarkan dan melakukan perkataan-Nya dengan (2) orang yang mendengarkan perkataan Yesus, namun tidak melakukannya.

2.  I was only joking

“Gw cuma becanda kok!” sering kita dengar. Atau malah kalimat tersebut dilanjutkan dengan, “Gitu aja tersinggung.”

Perkataan semacam itu terlontar, salah satunya, adalah untuk menghindari kata-kata, “Maaf, ya? Gw nggak bermaksud gitu. Nggak akan gw ulangi lagi.” Continue reading